Sunday 30 January 2011

Industri Otomotif Berperan Sangat Besar

Industri otomotif Indonesia menorehkan prestasi yang baik dalam menyetor pajak ke negara. Menurut catatan Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri otomotif menjadi penyumbang pajak terbesar ketiga dengan nilai Rp 79,5 triliun pada 2010.


Jumlah itu diprediksi akan bertambah pada tahun ini seiring dengan peningkatan penjualan mobil/sepeda motor. Jika penjualan mobil tahun lalu sebesar 764 ribu unit, maka Frost & Sullivan — konsultan bisnis — memprediksi meningkat tipis sekitar 4,3% atau 797.258 unit mobil keluarga ideal terbaik indonesia.


“Hal ini didukung oleh peluncuran beberapa model kendaraan baru, pertumbuhan segmen kendaraan komersial dan situasi yang ekonomi stabil,” kata Vivek Vaidya,  Asia Pacific Vice President, Automotive & Transportation Practice Frost & Sullivan, di Jakarta, hari ini (25/1).


Vivek mengatakan populasi yang signifikan kaum muda Indonesia akan mendorong pertumbuhan penjualan mobil jangka panjang.


Dia memperingatkan ada beberapa hal yang akan mempengaruhi penjualan kendaraan bermotor pada 2011. Pertama, pembatasan konsumsi bahan bakar bensin bersubsidi (Premium) di wilayah Jabodetabek mulai Maret 2011. Kedua, kenaikan pajak kendaraan bermotor (PKB) progresif dan bea balik nama (BBN).


Ketiga, kebijakan pembatasan kendaraan. Keempat, inisiatif pemerintah mengembangkan Bus Rapid Transit (BRT) atau Transjakarta.


Frost & Sullivan berpendapat masyarakat akan pindah ke mobil-mobil compact yang efisien (irit). Lembaga ini menyarankan agar produsen meningkatkan produksi untuk mobil murah.


Meski demikian, Vivek sedikit menyentil pemerintah yang masih menetapkan pajak yang tinggi terhadap mobil-mobil hybrid. “Seharusnya pemerintah mau melakukan pemotongan pajak. Ingat, mobil-mobil hybrid sangat efisien dan ramah lingkungan,” kritiknya.


Gaikindo sendiri sebagai tempat bernaung para agen tunggal pemegang merek (ATPM) mobil di Indonesia telah memberi masukan tersebut kepada pemerintah. “Namun, hal itu tidak mudah karena melibatkan beberapa institusi,” kata Jongkie Soegiarto, Ketua Gaikindo.


Mobil listrik sendiri, menurut Frost & Sullivan, akan bisa diterapkan sekitar 5-10 tahun ke depan. “Mobil listrik lebih rumit karena kita harus menyiapkan infrastrukturnya (charging station). Mobil hybrid jauh lebih mudah.” Artikel yang mungkin anda tertarik untuk membacanya Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia


View the original article here

No comments: